admin
![]() Archive
Oktober 2008 November 2008 Desember 2008 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 September 2009 Oktober 2009 November 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 September 2011 November 2011 Januari 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Oktober 2012 April 2013 Juni 2013 Juli 2013 Januari 2014 Januari 2015 Neighbourhood
Ananda NadyaAndi Azhari Putra Anitya Darmaningtyas Arief Faldiansyah Atika Ayuning Aulia Martha Destria Arundani Dinda Andra Fatia Kusuma Fakhri Azzam Felino Anugerah Gilang Aditya Hana Hafiza Linda Vinari Maylani Tiosari Nabila Nathania Nabila Travanti Lasita Inas Nadiyah Jihan Herdianti Marcha Erdina Marsya Chairunna Nabila Baradja Nadya Utami Naufal Elroissi Nina Mercia Putri Dwi L (PDL) Risma Damayanti Reza Zefanya Sarah Andruina Saras Geraldine Tribuana Nugrahanti Vania Almira Vera Indah Sari Yuni Kartika Mumtaziah handprint box
time reminder
your ticket number
disclaimer
Layout made by tkh.
|
mungkin anda kira itu hanya ucapan seorang anak kecil yang mungkin meniru adegan di televisi atau media lain. anda mungkin berpikir "mana mungkin anak kecil bisa mikir begitu" namun, jangan salah. karena begitu anak itu tumbuh seiring umur, dia benar benar menjadi "laki-laki". maksud saya di sini adalah, meski dia dilahirkan ke dunia ini sebagai seorang perempuan, entah mengapa dia bersikap seolah laki laki. ya itulah dia. dia, anak perempuan kecil itu yang tetap mempertahankan ego-nya. memang dia hanyalah seorang anak yang belom menegak banyak asam garam dunia, namun entah-apa-yang-ada-di pikirannya, dia tetap belom menyadari kodratnya. contoh, ketika ia menginjak kelas 3 sd, mayoritas teman perempuannya berada di lapangan sekolah, bermain selayaknya apa yang anak perempuan mainkan. seperti main karet, masak-masakan menggunakan buah kecil dan dedaunan, dan sebagainya. tapi dia, dia berada di kelasnya, hanya bermain dengan 2 orang teman laki-lakinya. mereka hanya bercanda ria sembari berkejaran diantara kursi dan meja teman-temannya, dan tidak sama sekali ia melirik keluar untuk bergabung dengan teman perempuannya. ada lagi, ini ketika dia masih berumur 5 tahun, atau ketika dia masih di taman kanak-kanak, bahkan pernah suatu ketika, sudah lewat 1 jam dari waktu pulang sekolahnya. ia masih main di area bermain bersama teman laki-lakinya, bahkan ketika ia merasa bosan, ia memanjat dinding pembatas sekolahnya dengan kantor TELKOM yang terletak persis dengan sekolahnya, ya memang dinding yang hanya tingginya hanya 110 cm, mungkin mudah untuk diraihnya. akhirnya dia turun dengan melompat sampai kepalanya terbentur pasir, namun dia masih cengengesan, seolah bangga telah berhasil menduduki tembok itu. lain ceritanya lagi ketika SD, ketika ia pulang mengaji dari masjid sekitar rumahnya. dia pulang menjelang maghrib sehingga tidak ada yang membukakan pagar untuknya, sehingga dia memanjat pagar setinggi 180 cm tersebut lalu dimarahi bapaknya karena telah memanjat pagar, ada lagi ketika dia mencoba memanjat pohon kelapa, meski gagal dan terjatuh begitu saja ke tanah, dia masih sekali-lagi merasa bangga. beranjak memasuki usia remaja, ketika memasuki jenjang kelulusan SD, menuju SMP. kelakuan nya semakin menjadi jadi. dia sering pulang jam 10 malam. jika ditanya darimana, dia akan menjawab ""dari warnet mah ehehe kan di rumah ga ada internet" karena itulah terkadang orang tuanya tidak bisa lagi memarahinya entah karena sudah lelah dengan tingkah lakunya, atau memang mereka sudah mengerti sifat anaknya. ada pula ketika dia hilang sampai jam 12 malam ketika kedua orang tuanya sedang dinas keluar kota, dia sebenarnya tidak melakukan apa apa, hanya kurang suka berada di rumah. lalu ada lagi ketika dia mulai mencoba coba, maksudku di sini dia mencoba hal baru, iseng ketika teman temannya membeli snack dan jajanan di minimarket, dia mengambil kaleng berlabel "free alchohol" dengan bodoh dia membelinya. lalu dia sekali lagi merasa bangga melakukan itu, oh anak yang aneh. lain lagi ketika dia beradu pendapat dengan orang tuanya, ia memenangkan perang. namun tentu saja dia pernah kalah. kekalahan tidak ia habiskan dengan menangis, ia melakukan hal lain untuk melampiaskan emosinya, sering ia mengurung dirinya sendiri di dalam kamarnya. jika anda sedang berada di rumah itu mungkin anda akan mendengar suara pintu seperti digedor, atau anda mendengar suara kaca dipukul, atau mungkin anda mendengar teriakan mengerang. bahkan ketika redam emosinya, bisa kita temukan tangannya sudah terdapat baret luka yang diakibatkan oleh dirinya sendiri. itu baru sedikit hal yang kutahu tentang dia, mungkin masih banyak lagi tapi takkan kuceritakan dalam waktu dekat. mungkin ada berkata "ah anak nakal gatau diri itumah" it just in your opinion, but me. i appreciate of her life. ~hahahahahahah pegel ngetik nya pegeeeel. ngerti gak cerita di atas? enggak ya? gue jua sebenernya enggak -__- yaudah deh sekedar kerjaan di saat senggang berlabel "saat senggang" juga. jadi, adios amigos!~ Label: saat senggang Sabtu, 10 April 2010/15.32
0 comments (+) |