おかえり ❝ a journal · a photobook · a blog ❞   |   about  ·   twitter   ·   tumblr  ·   facebook   ·   contact me   · follow





admin

uhm, yeay. as known as "Dita Sadya" because my full name is too long (check at the bottom of this blog). want more? click 'about' at the header

Archive
Oktober 2008
November 2008
Desember 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April 2010
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
September 2010
Oktober 2010
November 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
Maret 2011
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
Juli 2011
September 2011
November 2011
Januari 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Juli 2012
Oktober 2012
April 2013
Juni 2013
Juli 2013
Januari 2014
Januari 2015


Neighbourhood
Ananda Nadya
Andi Azhari Putra
Anitya Darmaningtyas
Arief Faldiansyah
Atika Ayuning
Aulia Martha
Destria Arundani
Dinda Andra
Fatia Kusuma
Fakhri Azzam
Felino Anugerah
Gilang Aditya
Hana Hafiza
Linda Vinari
Maylani Tiosari
Nabila Nathania
Nabila Travanti Lasita
Inas Nadiyah
Jihan Herdianti
Marcha Erdina
Marsya Chairunna
Nabila Baradja
Nadya Utami
Naufal Elroissi
Nina Mercia
Putri Dwi L (PDL)
Risma Damayanti
Reza Zefanya
Sarah Andruina
Saras Geraldine
Tribuana Nugrahanti
Vania Almira
Vera Indah Sari
Yuni Kartika
Mumtaziah


handprint box
leave your letters here. don't spam & flame.


time reminder
your ticket number
free counter

disclaimer
Layout made by tkh.
  "Anak itu..."
apa yang anda pikirkan jika ada anak perempuan kecil berumur 6 tahun berbicara pada anda, "kak aku gamau jadi cewe ah aku mau jadi cowo aja"

mungkin anda kira itu hanya ucapan seorang anak kecil yang mungkin meniru adegan di televisi atau media lain. anda mungkin berpikir "mana mungkin anak kecil bisa mikir begitu"
namun, jangan salah. karena begitu anak itu tumbuh seiring umur, dia benar benar menjadi "laki-laki". maksud saya di sini adalah, meski dia dilahirkan ke dunia ini sebagai seorang perempuan, entah mengapa dia bersikap seolah laki laki. ya itulah dia.

dia, anak perempuan kecil itu yang tetap mempertahankan ego-nya. memang dia hanyalah seorang anak yang belom menegak banyak asam garam dunia, namun entah-apa-yang-ada-di pikirannya, dia tetap belom menyadari kodratnya.

contoh, ketika ia menginjak kelas 3 sd, mayoritas teman perempuannya berada di lapangan sekolah, bermain selayaknya apa yang anak perempuan mainkan. seperti main karet, masak-masakan menggunakan buah kecil dan dedaunan, dan sebagainya. tapi dia, dia berada di kelasnya, hanya bermain dengan 2 orang teman laki-lakinya. mereka hanya bercanda ria sembari berkejaran diantara kursi dan meja teman-temannya, dan tidak sama sekali ia melirik keluar untuk bergabung dengan teman perempuannya.

ada lagi, ini ketika dia masih berumur 5 tahun, atau ketika dia masih di taman kanak-kanak, bahkan pernah suatu ketika, sudah lewat 1 jam dari waktu pulang sekolahnya. ia masih main di area bermain bersama teman laki-lakinya, bahkan ketika ia merasa bosan, ia memanjat dinding pembatas sekolahnya dengan kantor TELKOM yang terletak persis dengan sekolahnya, ya memang dinding yang hanya tingginya hanya 110 cm, mungkin mudah untuk diraihnya. akhirnya dia turun dengan melompat sampai kepalanya terbentur pasir, namun dia masih cengengesan, seolah bangga telah berhasil menduduki tembok itu.

lain ceritanya lagi ketika SD, ketika ia pulang mengaji dari masjid sekitar rumahnya. dia pulang menjelang maghrib sehingga tidak ada yang membukakan pagar untuknya, sehingga dia memanjat pagar setinggi 180 cm tersebut lalu dimarahi bapaknya karena telah memanjat pagar, ada lagi ketika dia mencoba memanjat pohon kelapa, meski gagal dan terjatuh begitu saja ke tanah, dia masih sekali-lagi merasa bangga.

beranjak memasuki usia remaja, ketika memasuki jenjang kelulusan SD, menuju SMP. kelakuan nya semakin menjadi jadi. dia sering pulang jam 10 malam. jika ditanya darimana, dia akan menjawab ""dari warnet mah ehehe kan di rumah ga ada internet" karena itulah terkadang orang tuanya tidak bisa lagi memarahinya entah karena sudah lelah dengan tingkah lakunya, atau memang mereka sudah mengerti sifat anaknya. ada pula ketika dia hilang sampai jam 12 malam ketika kedua orang tuanya sedang dinas keluar kota, dia sebenarnya tidak melakukan apa apa, hanya kurang suka berada di rumah.

lalu ada lagi ketika dia mulai mencoba coba, maksudku di sini dia mencoba hal baru, iseng ketika teman temannya membeli snack dan jajanan di minimarket, dia mengambil kaleng berlabel "free alchohol" dengan bodoh dia membelinya. lalu dia sekali lagi merasa bangga melakukan itu, oh anak yang aneh. lain lagi ketika dia beradu pendapat dengan orang tuanya, ia memenangkan perang. namun tentu saja dia pernah kalah. kekalahan tidak ia habiskan dengan menangis, ia melakukan hal lain untuk melampiaskan emosinya, sering ia mengurung dirinya sendiri di dalam kamarnya.
jika anda sedang berada di rumah itu mungkin anda akan mendengar suara pintu seperti digedor, atau anda mendengar suara kaca dipukul, atau mungkin anda mendengar teriakan mengerang.
bahkan ketika redam emosinya, bisa kita temukan tangannya sudah terdapat baret luka yang diakibatkan oleh dirinya sendiri.


itu baru sedikit hal yang kutahu tentang dia, mungkin masih banyak lagi tapi takkan kuceritakan dalam waktu dekat. mungkin ada berkata "ah anak nakal gatau diri itumah" it just in your opinion, but me. i appreciate of her life.


~hahahahahahah pegel ngetik nya pegeeeel. ngerti gak cerita di atas? enggak ya? gue jua sebenernya enggak -__- yaudah deh sekedar kerjaan di saat senggang berlabel "saat senggang" juga. jadi, adios amigos!~

Label:

  Sabtu, 10 April 2010/15.32
0 comments (+)


< O L D E R P O S T | N E W E R P O S T >




© Sarinindita Sadya Devina/Summer Holiday 2012/with a few adjustment